Rabu, 08 Januari 2014

Tanah Sejuta Kenangan



KUALA TUNGKAL, Kota kecil yang terletak sekitar 140 KM dari Kota  Jambi. Merupakan ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kota yang menampung Tujuh Puluh Ribuan rumah tangga ini punya banyak cerita. Terdiri dari ratusan suku bangsa dari belahan penjuru Indonesia, Melayu, Banjar, Bugis, Jawa, Padang, Papua dan lain-lain, hidup berdampingan dengan penuh rasa kekeluargaan. Agama berbeda juga tidak menghalangi silaturahmi antar kami.

Disinilah saya dilahirkan,hidup dan dibesarkan seperti saya sekarang ini. Kota ini mendidik saya dengan segala sumberdayanya yang ada. Dari lautnya saya bisa makan hasil laut yang sulit ditemukan ditempat lain, berbagai jenis ikan, kerang, udang, mulai dari yang kecil hingga besar, teripang, cumi dan yang lain yang tidak bisa di sebutkan disini. Pepohonan yang masih banyak, membuat saya tidak perlu merasakan polusi udara seperti kota lain. Tanahnya yang cukup subur bisa memanjakan saya sedari kecil merasakan buah-buah unik dari kota ini. Pidada, seri, dan lain-lain jadi mainan tak asing lagi bagi kami ketika kecil.

Ada banyak cerita tentang permainan kami dulu, yang zaman sekarang sudah terganti dengan Playstation, Ipad, Blackberry atau android. Pernah mendengar daun kentut? faktanya getah daun ini berbau seperti gas yang dikeluarkan oleh manusia, hal inilah yang sering di buat oleh teman untuk menjahili teman-teman lain. Ada juga janggus, yang konon kabarnya bisa menumbuhkan jenggot atau kumis dengan getahnya. Ada-ada saja hahhahhahha......

Anak lelaki sibuk dengan permainan mereka sendiri, ada gasing,layang-layang,kelereng yang lebih dikenal sebagai goli kalau di tungkal. Anak perempuan betah dengan permainan rumahan mereka, ada barbie-barbie an, congklak,atau ada juga permainan yeye karet. Kecuali anak-anak dengan orientasi berbeda, si gadis bermain goli dan si bujang bermain yeye karet. Tergantung kesenangan dan kesukaan masing-masing.

Sekarang Kuala Tungkal-Ku berkembang menjadi kota yang semakin modern. Anak-anak tidak lagi bermain yeye dan layang-layang, berkumpul beramai-ramai ke warnet terdekat.Menjahili teman atau sekedar otak-atik facebook. Keren sih, tapi gak ada kesannya.

Meski bukan tanah leluhur saya, saya sungguh mencintai kota ini,kota kecil dengan sejuta kenangan. Saya berhutang banyak, air, udara, dan segala yang telah Kuala Tungkal berikan kepada saya. Kota ini akan selalu akan menjadi yang saya rindukan setiap saya berjauhan dengannya. Terima Kasih telah memberikan kami kebahagiaan telah menjadi bagian dari kota ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar