Sabtu, 22 Februari 2014

Iklan dan Promosi

Di jalan-jalan, di depan warung, di atas atap, atau bahkan di tiang-tiang, banyak kita jumpai media-media promosi berupa spanduk, baliho, pamflet dll. Mulai dari ukuran super mini hingga besar membahana. Tersebar dimana-mana untuk diketahui oleh masyarakat. Ada juga berupa iklan digital yang ditayangkan di televisi

Benda- benda seperti ini pasti sering sekali kita lihat. Tapi ada beberapa iklan dan promosi yang sedikit menarik perhatian saya, bukan saja hanya karena warna, ukuran, kata-kata di dalamnya atau juga orang yang mengisi iklan tersebut.

Saya pernah melihat sebuah promo seorang caleg yang bunyinya seperti ini : " Kau Selalu Di Hatiku, Aku selalu dihatimu " (bisa jadi terbalik). Menurut saya ganjil saja ada kata-kata yang seharusnya lebih cocok untuk dijadikan lirik lagu dibandingkan tagline sebuah iklan partai.

Adapula iklan kesehatan masyarakat yang mengatakan bahwa punya dua anak, lebih baik. Secara jelas bahwa orang yang ada di iklan tersebut punya anak lebih dari dua. Artinya, secara terang-terangan bahwa iklan tersebut sudah gagal bahkan oleh pengisi iklan itu sendiri. istilahnya, aneh sekali jika melihat iklan shampoo yang modelnya berambut kusut.

Iklan sebuah rokok saat ini terang-terangan mengatakan bahwa rokok bisa membunuhmu, tapi sayang sekali mengapa kata itu dituliskan dengan kondisi ukuran yang cukup kecil dan diletakkan di pojok bawah iklan dengan ukuran baliho relatif besar. Dan masyarakat sepertinya tidak terlalu peduli dengan itu dan tetap saja mengkonsumsi dalam ukuran banyak dan berkelanjutan.

Ada juga yang demi promosi menjatuhkan akidahnya sendiri. Seorang muslim harusnya tahu untuk tidak mengucapkan perayaan hari besar agama lain dalam bentuk apapun, haram katanya. Tapi masih saja ada banyak pejabat khususnya para caleg yang membuat iklan seperti itu, barangkali agar disebut membaur di masyarakat.

Yang terakhir, kembali tentang spanduk dan promosi caleg. Agak tergelitik saya ketika melihat caleg-caleg yang sudah berumur lanjut juga memejeng wajahnya di sepanjang jalan. Tentu aneh melihat wajah tua penuh guratan terpaksa dipoles dengan photoshop dan sebagainya untuk terlihat lebih bagus di pandang. Di awal saja, mulai menipu kita dengan wajah photoshopnya bagaimana kemudian hari.

Itulah sederet iklan dan promosi yang sedikit menarik perhatian saya dan dituangkan disini. Bagaimana dengan anda??




Tidak ada komentar:

Posting Komentar