Senin, 24 Februari 2014

Mengenal Lebih Jauh Mudskipper alias Cempakul





Barangkali anda sering melihat binatang aneh ini. Nama kerennya adalah mudskipper, dijuluki karena kebiasaan binatang ini yang sering melompat-lompat di atas lumpur (mud = lumpur, skipper = peloncat). Kalau nama awamnya sering disebut tempakul, cempakul atau ada juga yang menyebutnya dengan ikan gelodok.

Dan orang Kuala Tungkal pasti tak asing lagi dengan ikan yang satu ini. Atau mungkinkah ini salah satu mainan anda ketika masih kecil???

Jenis ikan ini sering ditemui di daerah berlumpur atau berair dangkal di sekitar hutan bakau ketika air surut.

Tampang ikan ini sangatlah khas. Kedua matanya menonjol di atas kepala seperti mata kodok, wajah yang dempak, dan sirip-sirip punggung yang terkembang menawan. Badannya bulat panjang seperti torpedo, sementara sirip ekornya membulat. Panjang tubuh bervariasi mulai dari beberapa sentimeter hingga mendekati 30 cm.

Keahlian yang dimiliki ikan yang satu ini, selain dapat bertahan hidup lama di daratan (90% waktunya dihabiskan di darat), ikan gelodok dapat memanjat akar-akar pohon bakau, melompat jauh, dan ‘berjalan’ di atas lumpur. Pangkal sirip dadanya berotot kuat, sehingga sirip ini dapat ditekuk dan berfungsi seperti lengan untuk merayap, merangkak dan melompat.

Ikan timpakul hanya dijumpai di pantai-pantai beriklim tropis dan subtropis di wilayah Indo-Pasifik sampai ke pantai Atlantik, benua Afrika.
Saat ini telah teridentifikasi sebanyak 35 spesies ikan timpakul. Terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu Boleophthalmus, Periophthalmus dan Periophthalmodon. Beberapa spesies contohnya adalah Pseudapocryptes elongatus, Periophthalmus gracilis, Periophthalmus novemradiatus, Periophthalmus barbarus, Periophthalmus argentilineatus dan Periophthalmodon schlosseri.

Belum banyak terkuak nilai dari ikan ini. Namun ikan ini termasuk yang paling tahan terhadap kerusakan lingkungan hidup dan dapat tetap hidup dalam kondisi yang "memprihatinkan" sekalipun.

Hidup di wilayah pasang surut, gelodok biasa menggali lubang di lumpur yang lunak untuk sarangnya. Lubang ini bisa sangat dalam dan bercabang-cabang, berisi air dan sedikit udara di ruang-ruang tertentu. Ketika air pasang naik, gelodok umumnya bersembunyi dilubang-lubang ini untuk menghindari ikan-ikan pemangsa yang berdatangan.
Ikan jantan memiliki semacam alat kopulasi pada kelaminnya. Setelah perkimpoian, telur-telur ikan gelodok disimpan dalam lubangnya itu dan dijaga oleh induk betinanya. Telur-telur itu lengket dan melekat pada dinding lumpur. Gelodok Periophthalmodon schlosseri dapat bertelur hingga 70.000 butir.

Cara penangkapan yaitu menggunakan ketapel atau dengan memasang jaring yang ditebarkan diatas lobang-lobang persembunyian ikan glodok. Pemasangan dilakukan pada saat pasang dan ketika saat surut, ikan-ikan tersebut akan keluar dari lobang untuk mencari makan. Dengan adanya jaring yang ditebar diatas lobang-lobang persembunyian maka ikan glodok akan terjerat disela-sela jaring.

Nilai ekonomi dari ikan ini di Indonesia belum optimal. Namun didaerah seperti Kerawang dan Cilacap ikan ini sudah diperjual belikan dengan harga Rp. 3.000/kg dengan pemanfaatan sebagai ikan kering dan ikan asap. Namun di Tiongkok dan Jepang, ikan gelodok menjadi santapan, selain juga digunakan sebagai obat tradisional, terutama sebagai peningkat tenaga lelaki dan juga untuk kesehatan terutama janin ibu hamil. 
Dari hasil analisa BBPMP pada tahun 1990, ikan golodok segar dari jenis Periophthalmodon schlosseri mempunyai komposisi yaitu 7,91 % protein, 0,46 % lemak, 3,82 % abu dan 72,80 % air. Sedangkan bila sudah dipanggang ikan glodok ini mempunyai kandungan 24,31 % protein, 0,85 % lemak, 5,17 % abu dan 43,73 % air. 
Dengan melihat potensi ikan glodok yang besar dan peluang pasarnya yang menarik, maka ikan ini perlu dimanfaatkan secara optimal. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar